Wajib Bensin Oktan Rendah Jika di Gunung atau Dataran Tinggi

Sahabat-Otomotif.Com - Valid untuk mengatakan bahwa beberapa tempat di Amerika Serikat (AS) adalah dataran tinggi. Seperti kota Denver yang bisa dikatakan negeri di atas awan. Dalam dunia otomotif dataran tinggi adalah sebuah masalah bagi mesin.

Karena itu di sana memilih mobil atau motor yang kompresinya sangat tinggi dan malah diminumi bensin oktan rendah. Mengapa? Seserius apakah yang terjadi.

Perusahaan penjual bensin di AS sampai melakukan riset. Akibat banyak dataran yang lebih tinggi itu. Tahukah Anda bahwa bensin yang dijual di Denver dan beberapa negara bagian Rocky Mountain lainnya sebenarnya sedikit berbeda dari apa yang akan Anda dapatkan di permukaan laut.

Nilai oktan di pom bensin sana jauh lebih rendah, yakni oktan 85, coba bandingkan dengan bensin premium Indonesia yang oktan 88. Jika tidak begitu dapat menyebabkan masalah kinerja mesin di ketinggian. Orang AS bukan orang bodoh lho ya, dan terbukti di sana, bensin oktan 85 bekerja dengan baik di kota-kota atas awan.

Pernah dengar, motor Ninja, Vixion, dan motor modern lainnya mengalami "mogok" di Bromo? Lalu dinaikkan GL Pro oleh jasa ojek orang Tengger. Itu karena mereka gak tahu tentang ini. Bahwa kalau ke dataran tinggi "Wajib Oktan Rendah, Wajib dan Wajib".

Kebanyakan mobil penumpang biasa atau sepeda motor yang tipe non sport akan berjalan dengan baik pada bensin biasa (premium oktan 88). Faktanya, peringkat oktan yang lebih tinggi dari bensin kelas menengah dan atas (pertamax dan pertamax turbo) tidak memiliki manfaat untuk mesin biasa. Pernah dites di salah satu kantor berita otomotif di supra x 125, tenaga turun walau seiprit turunnya.

Meskipun Anda kadang-kadang ingin "memperlakukan" mobil atau sepeda motor Anda dengan bensin mahal. Itu tidak akan meningkatkan kinerja atau membersihkan mesin dengan cara apa pun yang berarti.

Namun, pada mesin performa tinggi yang beroperasi pada rasio kompresi yang lebih tinggi dan derajat pengapian tinggi. Barulah bisa efisien. *Ingat, selalu ada 2 faktor untuk oktan tinggi efisien. Jika anda berpaku pada 1 faktor, akan sulit memahami menduga cara efisiensi mesin. Ingat, kompresi tinggi dan pengapian derajat tinggi yang efektif minum oktan tinggi. **Pasalnya, ada sekarang produk kompresi tinggi, derajat pengapian dibuat sangat rendah biar bisa minum premium 88.

Kemudian bedakan antara Pre Ignition dan Knocking.

1. Pre Ignition, adalah bensin terbakar sendiri sebelum busi memercik api. Ini karena oktan terlalu rendah sementara kompresi terlalu tinggi. Terjadi situasi seperti diesel, namun dalam timing yang tidak tepat.

2. Knocking adalah bensin meledak 2 kali. Pertama, saat busi memercik, kedua sepersekian detik setelah busi menyala. Ini biasanya karena kompresi tinggi tapi derajat pengapian rendah lalu diisi bensin oktan terlalu tinggi. Banyak sisa bensin yang gak terbakar habis, terbakar lagi akibat adanya akumulasi panas (hotspot). Ini banyak terjadi di produk Indonesia ditambah faktor iklim tropis panas.

***Solusi, reset dan remap ECU dulu kalau mau pakai oktan 98. Naikkan derajat pengapian. Kalau karburator seting atau ganti CDI. Contoh ya, CBR 150 karburator CBU Thailand saat CDI advance di atas 5.000 rpm busi meletik di 39° sebelum TMA. Sementara produk tanah air yang "agak" racing hanya bermain di 30° sampai 33° sebelum TMA. Jika produk overstroke lebih rendah lagi main 25° sampai 27° sebelum TMA.

Kembali lagi ke pegunungan. Mengapa oktan rendah sangat efisien dipakai dan oktan tinggi malah bikin mogok? Jawabannya adalah tekanan Atmosfer (ATM). Jika di dekat laut tekanan 1 ATM. Maka di Bromo tekanan atmosfer 0,76 ATM karena ketinggian 2.300 mdpl (ada rumusnya).

Maka kita hitung berapa kompresi motor setelah di ketinggian. Misalnya:

1. Kompresi 13:1 maka menjadi 13 x 0,76 sama dengan 9.8:1. Lihat awalnya misalnya Kawasaki Ninja ZX10R menjadi Kawasaki Athlete kompresinya.

2. Kompresi 11:1 rata-rata mesin radiator modern menjadi 11x0,76 sama dengan 8,36:1. Ibarat awalnya Xpander, kok kemudian berubah jadi Carry.

3. Kompresi 9,5:1 motor biasa. Sudah gak usah dihitung, kasian nanti nilainya sangat rendah.

Itulah mengapa kalau ke pegunungan jangan gaya-gayaan oktan tinggi. Forum motor trail Amerika juga bahas ini. Kalau mau ngetrsil ke gunung agar cari oktan 85 sampau 89. Jangan sampai oktan 90 ke atas.

[caption id="attachment_3657" align="aligncenter" width="760"] Pabrik bensin Shell hanya menyediakan paling tinggi oktan 91 (setara pertalite) untuk provinsi (negara bagian) dataran tinggi di Amerika[/caption]

Kesimpulan artikel ini. Pertama, jika ke dataran tinggi minumkan ke mesin oktan rendah. Kedua, jika mesin ingin sering pakai oktan tinggi dan bisa efisien, ubahlah derajat pengapian jadi lebih tinggi.

Tambahan, mungkin akan ada yang membantah, bahwa di mesin injeksi ECU ada setingan otomatis "high altitude". Iya benar. Namun otomatisasinya terbatas. Dia misalnya awalnya derajat pengapian 30° sebelum TMA, paling banter cuma memperbaiki dengan naik ke angka 31° atau 32° sebelum TMA. masih sangat jauh untuk mengefisienkan Pertamax 92 terbakar di kompresi 7:1.

Bantahan lain itu mogok karna kopling aus/gosong. Iya betul, tapi berkaitan. Karena minum oktan tinggi - mesin sangat loyo di rpm rendah dan mid rpm - main setengah kopling biar rpm bisa teriak - terjadi peningkatann kompresi dinamis di rpm tinggi sehingga oktan tinggi bisa terbakar efisien. Tapi karena ditempuh main setengah kopling maka kopling gosong.

Artinya, jika terlanjur minum oktan tinggi, maka permainkan mesin selalu di rpm tinggi kira-kira di atas 7.000 rpm, namun usahakan gigi rendah agar tak perlu main setengah kopling. (yy/dari berbagai sumber)
LihatTutupKomentar
.