Cerita Mistis di Jalur Cianjur-Sukabumi, Area Black Spot Hingga Pintu Alam Gaib

Sahabat-otomotif.com - Banyaknya kecelakaan lalu lintas disepanjang jalur yang menghubungkan Cianjur Sukabumi masih menyisakan misteri bagi masyarakat, baik itu masyarakat maupun masyarakat yang melintas ke jalan tersebut.

Cerita mistis kerap menjadi bumbu-bumbu penyebab kecelakaan yang kerap memakan korban baik itu luka ringan, luka berat bahkan menyebabkan korban meninggal dunia dengan tragis dan di luar nalar manusia.

Tercatat beberapa kecelakaan yang menimbulkan korban membuat jalan tersebut angker dan membuat bulu kuduk berdiri bagi masyarakat yang melintas di kawasan itu.

Hal tersebut diungkapkan ahli spiritual asal Kampung Cibeleng, Desa Cikancana, Kecamatan Gekbrong Aang Saeful Bayan dalam wawancara eksklusif bersama Radar Cianjur.

Pria yang kerap di sapa Aang menceritakan keangkeran jalan yang membentang dari perempatan Warungkondang sampai Gekbrong perbatasan dengan Kabupaten Sukabumi kerap memakan korban sejak dahulu kala.

"Memang keangkeran jalan tersebut tak dapat dipungkiri, diakibatkan juga karena budaya Sunda itu orang-orangnya spiritualis lalu disangkut pautkan dengan hal gaib," katanya.

Menurutnya sejarah mencatat, adanya sosok ulama yang berpengaruh pada masanya yang kerap melakukan hal yang di luar nalar akal manusia pada umumnya yang berkaitan dengan jalur tersebut.

"Itu sudah terjadi di tahun 1960 an waktu Aang Nuh Gentur masih muda. Ia seorang ulama yang Khalikul Adah. Adat kebiasaannya di luar kewajaran manusia pada umumnya," ungkapnya.

Beberapa aktivitas yang tidak wajar itu dilakukan ulama itu dengan melakukan aktivitas membaringkan tubuhnya begitu saja di beberapa titik. Seperti tiduran di tengah jalan dan 4 titik yang dilakukan.

"Di situ memang sering terjadi kecelakaan saat itu, diantaranya depan pabrik garmen, Bangbayang yang sekarang dibangun jalur penyelamatan, Cipadang pas pertigaan Cikancana arah mau ke Gunung Padang dan perempatan warungkondang," ujarnya.

Kegiatan sang ulama yang tersohor pada zamannya begitu di luar nalar akal sehat manusia, mengundang tanda tanya dari masyarakat sekitar dan kerap menjadi kepercayaan adanya keanehan dan mitos gaib bagi masyarakat. "Ternyata setelah diteliti di empat titik tersebut, kita harus sadar ketika membawa kendaraan harus sering-sering membaca istighfar," terangnya.

Aang menjelaskan, banyak para pengemudi kendaraan yang sering melihat penampakan dan gangguan dari mahluk gaib dan keanehan yang tak dapat dijelaskan oleh logika manusia.

"Banyak diganggu mahluk-mahluk gaib, lalu ada juga yang melihat tempat itu ada batu besar. Sopir gak kelihatan di situ, sehingga kaget dan menyebabkan kecelakaan," ungkapnya.

Selain itu Aang tak menampik adanya kerajaan gaib yang bertempat di sepanjang jalan yang menghubungkan 2 kabupaten yakni Cianjur dan Sukabumi ketika dikaitkan meminta tumbal manusia.

"Ada kerajaan gaib di Bangbayang, percaya atau tidak percaya. Memang begitu adanya, untuk minta tumbal itu yang harus diluruskan. Itu sama sekali tidak ada dan itu menurut hukum Islam musrik," paparnya.

Komentar mengenai jalur maut Gekbrong disampaikan Kanit Laka Sat Lantas Polres Cianjur Iptu Anjar Maulana yang mengatakan, jalur sepanjang Kecamatan Gekbrong merupakan area yang termasuk black spot.

"Kalau dari Polres Cianjur merupakan black spot, karena sering terjadi kecelakaan yang mengakibatkan rata-rata luka ringan, berat bahkan korban meninggal dunia. Kemudian dari kontur jalan pun menurun panjang dan beberapa titik menjadi rawan laka lantas," ujarnya.

Disinggung mengenai data jenis kendaraan yang rawan terjadi kecelakaan, ia belum dapat memberikan data pasti. "Kalau dari jenisnya kita belum menghimpun data. Kita masih September. Biasanya Oktober dan November dalam satu tahun, beberapa kejadian bisa dibilang bermuatan seperti truk," katanya.

Menurutnya beberapa faktor seperti kontur jalan, sarana dan prasarana, serta kesiapan pengendara menjadi sebab terjadinya kecelakaan yang kerap merenggut korban nyawa.

"Di sisi lain ada beberapa titik yang belum ada penerangan, konsentrasi dari sopir juga terlalu nyaman, karena jalan menurun panjang ketika dari Sukabumi mengarah ke Cianjur," ungkapnya.

Menurutnya selain imbaun, pihaknya juga sudah menyediakan fasilitas berupa jalur penyelamatan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas. "Sudah membuat fasilitas zona penyelamatan yang bekerjasama dengan PUPR," ujarnya.

Menurutnya, jalur penyelamatan sudah efektif digunakan dan terhitung tiga kali telah menyelamatkan kendaraan yang memiliki permasalahan atau keadaan sopir yang sedang tidak konsentrasi dalam mengendalikan kendaraannya.

"Penggunaannya sudah efekfif karena membantu para pengguna jalan, ketika rem blong atau permasalahan kendaraan lainnya sehingga dapat menyelamatkan diri ke zona tersebut. Terhitung sudah tiga kali menyelamakan kendaraan jenis truk. Pertama truk pasir, truk bermuatan barang dan truk box," bebernya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pengaturan Kelayakan Berkendara (PKB) Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Cianjur, menampik kecelakaan disebabkan akibat dari kelalaian uji kelayakan kendaraan dan kapasitas muatan.

"Secara teknis untuk kecelakaan banyak faktornya, untuk pengujian kami hanya memeriksa teknis kendaraannya saja. Untuk kelebihan muatan itu bisa diliat atau dicek oleh jembatan timbang dan Insya Allah efektif dan setiap kendaraan wajib hadir untuk diuji secara teknis," tandasnya.(byu)
LihatTutupKomentar
.